Keterampilan lunak yang penting untuk keberhasilan keamanan siber


Pekerja TI pada umumnya, dan terlebih lagi para profesional Keamanan TI, bangga dengan keterampilan teknis mereka. Terus mengikuti ancaman terbaru dan taktik terbaru untuk menunjukkan kepada manajemen dan rekan kerja bahwa taktik tersebut “layak. ” Sup alfabet panjang pada tanda tangannya, CISSP, CISA, MCSE, CCNA dan sebagainya, semuanya sangat penting dan mengesankan. Namun, teka-teki keamanan siber tidak dapat diselesaikan hanya dengan keterampilan teknis saja. Faktanya, soft skill juga sama pentingnya, terutama karena semua orang di organisasi perlu bekerja sama. Keamanan adalah tugas semua orang.

Kolaborasi

Keamanan adalah tugas semua orang, jadi faktor penentu keberhasilan bagi pemimpin keamanan siber adalah apa yang Anda komunikasikan dan cara Anda berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan dukungan, dukungan, dan perubahan perilaku. Keterampilan lunak untuk bermitra dengan berbagai individu dan departemen di seluruh organisasi Anda akan mendorong keberhasilan program keamanan siber apa pun.

Komunikasi

Seringkali, pemimpin keamanan TI berbicara dalam jargon teknis yang sesuai dengan bidang keahliannya. Tidak mengherankan, hal ini tidak berdampak pada para pemimpin bisnis maupun pihak lain dalam organisasi yang partisipasinya sangat penting bagi kesuksesan. Bagaimanapun, perubahan perilaku hanya mungkin terjadi jika karyawan mengenali risiko dan menginternalisasikan perubahan tersebut. Keterampilan ini, seperti banyak keterampilan lainnya, dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan latihan. Jarang sekali kita melihat seseorang yang mampu secara teknis ingin mempelajari dan mengasah keterampilan tersebut, namun keterampilan ini sangat berharga, dan ketika ditemui, nilainya akan langsung terlihat.

Budaya

Budaya dalam konteks ini mencakup persepsi, sikap, dan keyakinan yang dimiliki orang-orang dalam organisasi terhadap keamanan siber. Proses menggabungkan emosi seringkali sulit dipahami oleh orang-orang teknis, namun memainkan peran sentral dalam komunikasi dan kolaborasi, dan oleh karena itu keberhasilan dalam mengubah perilaku atau penerapan prosedur baru. Perusahaan ekonomi lama, seperti organisasi keuangan atau pemerintah, mungkin memiliki budaya “profesional” yang memerlukan formalitas dan prosedur dalam komunikasi dan konten. Perusahaan teknologi dengan karyawan yang relatif lebih muda mungkin bereaksi lebih baik terhadap komunikasi dengan humor atau animasi, dan gaya yang lebih informal. Mempelajari budaya perusahaan akan membuat kolaborasi dan komunikasi, dan karenanya keamanan siber, menjadi jauh lebih efektif.

Pada akhirnya, keterampilan teknis diperlukan untuk mencapai kesuksesan, namun tanpa keterampilan lunak ini, program keamanan siber yang sukses tidak dapat dicapai. Sebagai sebuah industri, kami cenderung menekankan dan menghargai keterampilan teknis; hal yang sama juga diperlukan untuk soft skill.

Artikel terkait